Tuesday, March 28

Sukses Berbisnis Online

Tips Sukses Berbisnis dan Bekerja di Internet'
Sukses berbisnis di internet tidahlah mudah, tetapi juga tidak sulit jika anda mau belajar terus menemukan kuncinya. Ada banyak cara, tips , ide dan panduan bagaimana memulai, memilih dan menjalankan bisnis di internet. Kami berikan beberapa tips untuk sukses online yaitu :

1. Jangan Berpikir Instant.
Sukses di internet tidak bisa instant, perlu ketekunan, perlu enjoy dalam menjalankan pekerjaan. Begitu menghadapi kendala , menghadapi malasah tidak boleh cepat putus asa.

2. Berpikir Positif dan Optimis.
Berpikir positif sangat penting, soalnya banyak pelajaran di bisnis internet berawal dari melakukan kesalahan - kesalahan yang terus diperbaiki dan ditingkatkan kemampuan kita.

3. Berkaca diri , Tanya apa mau anda ?
Tanya kenapaaaa ? coba tanya hatimu , mau apa di Internet ? Target yang ingin diraih apa ? Sudah seberapa jauh belajarnya ?
Tulislah kemauan anda dalam catatan khusus untuk memacu diri anda belajar terus.

4. Tulis Target , Pilih Bisnis.
Setelah menulis Target anda , pisah - pisahkan menurut bisnis apa yang anda pilih. Prioritaskan pilihan utama , ke 2 dan pilihan coba - coba. Pilihlah bisnis yang menurut anda senang, enjoy dan menantang.

5. Dare To TRY.
Berani mencoba , berani mencoba, berani mencoba. Dengan mencoba anda akan tahu dan semakin paham bisnis tersebut , banyak tanya boleh tapi sudah banyak tanya tapi nggak mencoba hanyalah membuang energi dan pikiran.

6. Sukses dari Banyak Kesalahan.
Orang yang super sukses akan banyak melakukan kesalahan - kesalahan dalam ber - bisnis, namun kesalahan itu selalu di perbaikinya dalam setiap proses nya. Jadi terus benturkan kedalam permasalahan , cari solusi terbaiknya.

7. Jalin Networking.
Jalinlah networking / persahabatan dengan banyak orang di Internet, baik itu sahabat dari dalam atau luar negeri. Yang terpenting adalah anda menemukan banyak orang dengan banyak skills , keahlian dan pasti akan banyak peluang, info, wawasan yang akan anda dapat.

8. Aktif Belajar dan Sharing Ilmu.
Belajar itu tidak ada hentinya , terus bekerja dan belajar. Apabila menemukan ilmu atau trik baru , enjoy saja untuk sharing ke teman - teman anda, jangan di simpan sendiri di otak, karena kalau anda tidak sharing ke orang lain, maka otak anda akan penuh dan tidak bisa menampung ilmu - ilmu baru yg terus deras mengalir seiring waktu.

9. Belajar Terus.
Yang ke 9 masih sama , jangan bosan, jangan cepat putus asa , terus belajar dan enjoy aja !

Siapa saja bisa berbisnis di Internet , dan dunia internet bisa dipelajari secara cepat dan penuh kenyamanan.

[sumber: online2cu]

Wednesday, March 22

Tips Sukses Bicara

Merasakan sedikit ketegangan sebelum berbicara adalah alamiah dan sehat adanya. Akan tetapi, saat ketegangan itu berada di luar kontrol Anda, maka ia bisa jadi malapetaka. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa membantu Anda mengontrol ketegangan, dan menjadikan bicara Anda efektif dan diingat lebih lama:

1. KUASAI RUANGAN BICARA
Upayakan agar Anda familiar dengan ruangan atau tempat di mana Anda akan berbicara. Datanglah lebih cepat, berjalan-jalanlah di sekitar area bicara, dan berlatihlah dengan menggunakan mikrofon dan alat bantu visual.

2. KENALI AUDIENCE
Bertegursapalah dengan beberapa orang dari audience, segera setelah mereka tiba. Adalah lebih mudah untuk berbicara kepada sekelompok teman daripada kepada sekelompok orang asing.

3. KUASAI MATERI
Jika Anda tidak menguasai materi Anda, atau Anda merasa tidak nyaman dengan materi Anda, ketegangan Anda akan meningkat. Latihlah bicara Anda dan perbaiki jika perlu.

4. RILEKS
Kurangi ketegangan dengan latihan relaksasi.

5. VISUALISASIKAN SESI BICARA
Bayangkanlah diri Anda berbicara, dengan suara keras, jelas dan penuh keyakinan. Jika Anda memvisualisasikan sukses Anda, maka Anda akan sukses.

6. KETAHUILAH BAHWA AUDIENCE INGIN ANDA SUKSES
Audience Anda ingin Anda menarik, menstimulasi, informatif, dan menghibur. Mereka tidak ingin Anda gagal.

7. JANGAN MEMINTA MAAF
Jika Anda menunjukkan ketegangan Anda, atau meminta maaf untuk berbagai hal yang menurut Anda bermasalah dalam bicara Anda, maka Anda akan menarik perhatian audience kepada hal-hal yang sebelummya tidak mereka ketahui. Tetaplah diam.

8. KONSENTRASI PADA PESAN, BUKAN PADA MEDIA
Jangan berfokus pada ketegangan Anda, fokuslah pada pesan dan audience Anda. Ketegangan Anda akan menyurut.

9. UBAHLAH KETEGANGAN MENJADI ENERGI POSITIF
Transformasikan ketegangan Anda menjadi vitalitas dan antusiasme.

10. PERBANYAK PENGALAMAN
Pengalaman akan membangun percaya diri. Dan percaya diri, adalah kunci efektifitas berbicara. Klub Toastmaster bisa memberi Anda pengalaman ini.

[sumber: toastmaster]

Saturday, March 18

Hidup Mengalir Dengan Multi Skenario

“Aku sih hidup mengalir saja… ,” demikian celetuk seorang teman.

“Ya.. kalau mengalir tanpa terkendali itu namanya HANYUT…,” tukas saya menimpali teman tersebut.

Kebanyakan orang hidup mengalir mengikuti irama jaman. Kebanyakan orang pula bertanya-tanya kenapa hidupnya tak juga maju?

Suatu ketika, dalam sebuah pelatihan tentang analisis kompetitor di PT Telkom, kami membahas tentang pentingnya Scenario Planning bagi sebuah perusahaan. Diskusi tersebut sangat seru dan intens, mengingat selama ini seringkali hanya ada satu perencanaan tunggal yang menjadi target perusahaan di awal tahun.

“Scenario Planning bukan ditujukan untuk meramalkan masa depan. Tujuan sesungguhnya adalah untuk mengantisipasi berbagai keadaan yang mungkin terjadi…,” demikian kami jelaskan kepada peserta, mengutip pendapat Michael Porter dalam bukunya Competitive Advantage, mengenai kegunaan scenario planning.

Mengantisipasi, itu adalah sikap yang lebih tepat daripada sekedar ‘meramalkan’ masa depan. Bila meramalkan, maka kita membuat perkiraan hal apa yang paling mungkin terjadi. Sedangkan mengantisipasi berarti membuat berbagai gambaran kemungkinan yang bisa terjadi, kemudian mengambil strategi untuk bersiap terhadap semua yang mungkin terjadi tersebut. Dan itulah tujuan utama scenario planning.

Scenario Planning sendiri mulai populer di tahu 70-an ketika terjadi krisis harga minyak dunia yang tiba-tiba melambung tinggi. Saat itu bukan tidak ada minyak, tapi harga minyak melambung karena krisis politik di Timur Tengah. Shell, adalah perusahaan minyak yang telah menerapkan scenario planning. Di awal tahun 70-an, Shell membuat berbagai skenario yang mungkin terjadi, salah satunya adalah melambungnya harga minyak dunia, suatu kondisi yang jauh dari ramalan kebanyakan para ahli ekonomi saat itu. Dan ternyata kejadiannya adalah sesuatu yang berbeda dari kebanyakan ramalan, harga minyak melambung menyebabkan kelesuan ekonomi dunia. Shell, yang sudah menyiapkan diri dengan berbagai skenario tersebut mampu memanfaatkan keadaan, sehingga melejit menjadi 3 besar dunia. Perusahaan lain yang beruntung dalam kondisi krisis minyak saat itu adalah perusahaan-perusahaan mobil Jepang yang sukses memasarkan mobil ukuran kecil bagi pasar Amerika (salah satunya adalah Honda Civic berukuran kecil, yang tadinya dipandang skeptis akan dibeli orang Amerika).

Hidup mengalir? Itulah yang terjadi pada sebagian besar orang (dan sering berakhir menyedihkan). Sebenarnya mereka bukan tanpa rencana, namun rencana mereka tak sesuai dengan kenyataan. Jadilah mereka terhanyut oleh kehidupan. Misalnya seorang mahasiswa, biasanya dia sudah membayangkan (punya cita-cita/mimpi) bahwa nanti setelah lulus dia akan bekerja di suatu tempat dengan gaji besar, menikah dengan idamannya dan punya anak, dan begini, dan begitu seterusnya. Apa yang terjadi? Kebanyakan mimpinya tak juga terwujud. Setiap hari masih naik angkutan yang sama, pergi dan pulang pada jadwal yang sama, dan merasakan hidupnya yang sama, tak juga maju-maju. Lebih celaka lagi sering kondisi berubah mendadak menyebabkan semua rencana kacau balau dan akhirnya hanya bisa pasrah menjalani hidup. Itulah contoh kebanyakan hidup yang mengalir.

“Ya kalau mengalirnya ke laut, kalau mengalirnya ke comberan… ?” gurau saya kepada teman. Maksudnya adalah, ya kalau dalam hidup ini –yang kita mengalir di dalamnya- ternyata betul membawa kita ke kondisi yang sesuai harapan dan mimpi kita (kerja keras, naik jabatan dan naik gaji, anak-anak tumbuh cerdas, keluarga bahagia, bisa haji dan keliling eropa, dll) tentu kita senang. Bagaimana kalau sebaliknya? Sikut-sikutan di kantor, krisis ekonomi lagi, sekolah makin mahal, PHK, dll. Tentu hidup yang mengalir itu akan berakhir di comberan. Ini namanya tragedi.

Yang betul adalah hidup mengalir dengan terkendali. Ibaratnya kita sedang main arung jeram menyusuri sungai, maka kalau kita menggunakan perahu karet yang baik, dengan dayung untuk kendali, bahkan dengan helm dan jaket pelampung, tentunya jauh lebih terkendali dibandingkan kita terjun ke sungai tanpa perahu karet, tanpa dayung, tanpa jaket pelampung. Menyiapkan diri dengan rakit, dayung, dan jaket pelampung itulah sikap seorang yang hidup dengan kendali. Kita tidak mampu mengendalikan arus sungai, namun kita selalu mampu mampu untuk mengambil sikap mengendalikan perahu kita.

Nah, kembali ke pelatihan analisa kompetitor di Telkom tadi, kesimpulan kami adalah sangat penting bagi perusahaan untuk menyiapkan multi skenario, bukan sekedar skenario tunggal. Dengan adanya multi skenario itu dapat dirancang strategi yang adaptif dan mampu mengatasi apapun skenario yang akhirnya terjadi. Berpegang hanya pada skenario tunggal menjadi sangat riskan mengingat perubahan politik, ekonomi, maupun teknologi di masa global ini bisa terjadi dengan sangat cepat.

Tiba-tiba terpikir dalam benak saya, bagaimana dengan skenario untuk diri kita sendiri? Apakah kita sudah punya multi skenario untuk masa depan? Bagaimana kalau karir kita tak berjalan mulus seperti yang kita bayangkan? Bagaimana kalau kondisi berkembang ke arah yang berlawanan dengan apa yang kita harapkan? Apakah kita sudah siap?

Bagaimana dengan tahun 2007 ini? Apakah ramalan mereka yang optimis itu benar terjadi (bahwa ekonomi Indonesia akan membaik, karena kondisi makro 2006 katanya sih baik)? Atau justru ramalan mereka yang pesimis lah yang terjadi (banyak bencana, krisis ekonomi global, ekonomi riil yang stagnan, banyak PHK)? Ah, mudah saja. Kita ambil saja semua ramalan itu menjadi multi skenario. Ada skenario positif optimis, dan ada yang negatif pesimis. Kemudian ambil beberapa strategi yang bisa mengantisipasi semua kemungkinan itu.

Jadi apa multi skenario Anda? Apa yang Anda rencanakan andai ekonomi membaik dan bisnis Anda juga ikut melejit? Bagaimana pula kalau ekonomi membaik, sayangnya bisnis Anda tidak termasuk yang beruntung menikmatinya, apa strategi Anda? Bagaimana pula kalau kondisi memburuk, peluang apa yang akan muncul dan bisa Anda manfaatkan? Bagaimana kalau kondisi memburuk dan bisnis Anda pun memburuk, apa persiapan (jaga-jaga/tabungan) yang sudah Anda lakukan? Bagaimana pula skenario hidup masa depan Anda, apakah sudah punya beberapa pandangan (atau hanya skenario tunggal yang –maunya- bagus-bagus dan sukses saja)? Bagaimana kalau karir melejit, dan bagaimana pula kalau karir ternyata anjlok? Bagaimana kalau kesehatan selalu bagus, bagaimana pula bila terjadi musibah? (Bahkan bagaimana kalau semua mimpi indah itu kandas karena ternyata kita mati muda, misalnya, sudahkah kita siap?)

Skenario planning tampaknya layak kita terapkan buat kita sendiri, bukan hanya untuk perusahaan kita. Tentunya biar kita menjadi lebih bijak dan penuh kendali saat ikut mengalir dalam kehidupan ini.

[sumber: milis]

Monday, March 13

Underestimate

Oliver dan Wilbur Wright dengan gigih memegang mimpinya sekitar 10 tahun untuk bisa mewujudkan sebuah pesawat terbang pertama yang bisa dikendalikan. Mereka berdua adalah pembuat sepeda yang punya mimpi gila bikin pesawat terbang. Tentu saja orang sekampung banyak yang skeptis dan sangsi apakah mereka akan berhasil. Dan, ternyata mereka berhasil. Dengan kontribusi ilmu hasil karyanya itu sekarang orang-orang bisa mudah bepergian untuk jalan-jalan, bisnis, silaturahmi. Bahkan orang Islam pun bisa naik haji dengan lebih mudah. Subhanallah.

Bisakah kita memegang mimpi dalam jangka panjang seperti halnya Prof. Yohanes Surya? Bisakah kita selama 10 tahun gigih mewujudkan mimpi seperti halnya Wright Brothers?

Sebagai lulusan Teknik Penerbangan salah satu hero saya adalah Wright Brothers itu. Biarpun tidak punya latar belakang aeronautika sama sekali, mereka berani memiliki mimpi yang ‘mustahil’. Tentu saja mimpi itu dibarengi dengan langkah perwujudan yang disertai ketekunan.

Hero saya yang lain tentu sudah Anda kenal dengan baik : Google. Bagi saya kisah tentang Google terasa lebih nyata dibandingkan kisah berdirinya Microsoft dan Apple. Ketika Google dimulai sepuluh tahun lalu, saat itu saya hampir lulus kuliah (dan tidak punya mimpi). Sepuluh tahun kemudian Google sudah mengukir sejarah, dan saya baru membuat mimpi. Riwayat perjalanan Google seperti menjadi bukti pernyataan Peter F. Drucker tentang under estimate dengan hasil setelah 5 tahun. Di tahun-tahun awal Google tidak mampu menghasilkan uang. Setelah kira-kira 7 tahun, barulah dia menemukan cara mendapatkan uang dari layanan search engine. Sekarang pendapatan Google sekitar 3 milyar dolar per kuarter dengan keuntungan 1 milyar dolar (sekitar 27 trilyun dalam 3 bulan, dengan keuntungan bersih 9 trilyun, artinya tiap bulan dia untung 3 trilyun!).

Memang kita sering over estimate dengan hasil 1 tahun, maksudnya planning kita sering lebih optimis dibandingkan realisasi, dan karena hasil tahun pertama yang buruk sering kita menjadi tidak optimis (under estimate) dengan apa yang bisa kita raih dalam 5 tahun. Padahal 10 tahun lalu Google dimulai dengan iseng-iseng saja dengan komputer rakitan yang casingnya dibuat dengan mainan Lego. (Melihat foto komputer Google ini bikin saya kembali semangat untuk ‘create something’. Diperkirakan kini Google menggunakan lebih dari 400.000 komputer paralel.)

Bagaimana dengan Anda? Masihkan memegang mimpi dengan gigih?

[sumber: milis]

Saturday, March 4

Kenali Watak Sukses Para Pemimpin

Bill Gates (kaisar kerajaan Microsoft), Walt Disney (pemimpin Disney, perusahaan entertainment raksasa untuk anak-anak), Sam Walton (komandan Walmart, salah satu perusahaan retail terbesar dunia), Jeff Bezos (kapten perusahaan buku on-line, Amazon.com), Jack Welch (kepala suku perusahaan elektronik General Electronics), Ibu Theresa (tokoh yang dicinta berbagai lapisan di seluruh dunia).

Mereka merupakan pemimpin yang telah terbukti sukses membawa perusahaan dan orang-orang yang dipimpinnya untuk berprestasi gemilang di bidang masing-masing. Ingin sukes seperti para pemimpin dunia ini? Pelajari dan miliki watak sukses mereka.

Berpikir sukses Siapa yang mengira bahwa wanita di Indonesia yang lebih dari seabad lalu masih banyak yang buta huruf dan tidak berpendidikan, sekarang banyak yang sudah menduduki posisi puncak di bidang yang ditekuni masing-masing? Prestasi fenomenal kaum wanita Indonesia ini adalah hasil buah pikir sukses Raden Ajeng Kartini yang dituangkan pada surat-surat yang dikirimkan pada teman-temannya di berbagai tempat.

Siapa yang menyangka komputer yang beberapa dekade lalu hanya digunakan di perusahaan-perusahaan besar karena ukurannya yang besar dan harganya yang sangat mahal, sekarang sudah menjadi perangkat yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan masyarakat masa kini? Bahkan komputer sudah masuk ke pelosok tanah air. Semua ini adalah hasil buah pikir sukses Bill Gates, sang kaisar di kerajaan bisnis Microsoft.

Siapa yang berani bermimpi bahwa kejadian historis (seperti pertandingan final piala dunia, perang, dan penganugrahan hadiah Nobel) di suatu tempat, bisa disaksikan secara "live" di belahan bumi yang berlawanan? Keajaiban ini adalah buah pikir sukses Ted Turner, "kepala suku" jaringan televisi dunia CNN.

Kartini, Bill Gates, Ted Turner meraih sukses karena mereka berpikir sukses. Hal ini bukan berarti mereka sama sekali tidak pernah mengalami kegagalan. Justru sebaliknya, kegagalan berkali-kali menimpa mereka. Namun karena mereka tidak berhenti untuk berpikir sukses, maka belajar dari kegagalan-kegagalan tersebut, mereka bangkit dan mencari serta menciptakan kesempatan untuk meraih sukses. Ibu Kartini yang pada awal perjuangannya, banyak ditentang oleh bangsa sendiri, bahkan sanak keluarga sendiri karena dianggap melawan adat, tidak patah semangat, iapun menggalang dukungan dari orang-orang yang sependapat dan sepikir dengannya tanpa batas negara, etnis ataupun agama.

Ide Bill Gates tentang penyederhanaan penggunaan komputer baik secara fisik maupun fungsi ditolak berbagai calon investor yang didekatinya. Bahkan perusahaan-perusahaan komputer besar yang saat itu berjaya seolah mencibirkan bibir mereka atas "pemikiran sukses" Bill Gates. Namun watak kepimpinan Bill Gates yang kuat memacunya untuk terus berpikir sukses. Keteguhan untuk terus berpikir sukses inilah yang membukakan pintu sukses.

Demikian pula dengan Ted Turner, raja CNN. Beberapa kali gagal dalam berbisnis tidak membuatnya berhenti berupaya. Kegagalan demi kegagalan yang dihadapi dipelajari dengan seksama, sehingga ia tidak mengulanginya lagi. Hasilnya, kesuksesan gemilang diraih pemimpin perusahaan televisi dunia CNN.

Bicara sukses Karena pikiran mereka dipenuhi ide-ide sukses, maka apa yang keluar dari mereka juga adalah kata-kata sukses. Kata-kata ini disampaikan dengan sederhana, dan mudah dimengerti para pengikut sehingga bisa memotivasi dan memberi inspirasi kepada para pengikut untuk tetap optimis walaupun harus menghadapi berbagai kendala, krisis, dan masalah.

Bicara sukses bukanlah merangkai kata-kata bohong yang tak bermakna, sebaliknya kata-kata ini adalah menyiratkan kejujuran, harapan, dan rasa hormat yang ditunjukkan para pemimpin pada orang-orang yang mereka pimpin. Bicara sukses bukan berarti hanya bicara "manis" dengan menyembunyikan "kelemahan" para pemimpin sendiri ataupun para pengikut mereka. Bicara sukses juga mengungkap "kelemahan" dan "kekurangan" yang bisa dan harus diperbaiki dari sang pemimpin dan para pengikutnya. Jadi, fokusnya bukan pada kendalanya, tetapi kesempatan sukses di tengah kendala yang dihadapi.

Bung Tomo dan Bung Karno, pemimpin bangsa Indonesia di zaman revolusi telah menggugah hati dan semangat pemuda-pemudi Indonesia untuk berjuag meraih sukses yang telah diimpi-impikan bersama: Kemerdekaan Indonesia yang akhir minggu ini kita rayakan bersama.

Kedua pemimpin bangsa ini tidak menutupi adanya kendala yang mungkin dihadapi. Mereka mengingatkan adanya bahaya pemecah belahan yang mungkin dilakukan pihak musuh, namun dengan keteguhan dan kekompakan serta tekad untuk saling mendukung, maka kendala ini pasti bisa teratasi. Bayangkan jika kedua pemimpin bangsa ini hanya menyuarakan kekhawatiran dan keraguan mereka saja tanpa memompakan semangat dan harapan. Mungkin saat ini Indonesia masih berada di bawah cengkeraman penjajahan.

Karakter bicara sukses yang diperkuat dengan kejujuran, komitmen sukses, dan loyalitas, juga banyak dijumpai pada pemimpin dunia lain, seperti Nelson Mandela, Martin Luther King, dan Aung San Suu Kyi. Para pemimpin ini senantiasa memompakan kata-kata sukses bagi
bangsa dan pengikut mereka untuk bangkit melawan dis-kriminasi, kemisikinan, penindasan, dan keputusasaan, walaupun banyak kendala yang harus dicermati, disiasati, dan diatasi.

Berbagi sukses
Seorang petani jagung, yang jagungnya selalu menang dalam kontes jagung di daerahnya diwawancarai oleh seorang wartawan. "Apa rahasia Bapak sampai 10 tahun ini terus menerus menjadi juara satu dalam kontes jangung di daerah ini?" demikian pertanyaan sang
wartawan. "Saya memberi bibit jagung unggul saya pada para petani di sekitar ladang saya," jawab si petani.

Dengan terheran-heran sang wartawan bertanya, "Mengapa begitu? Bukankah hal ini berarti Bapak memberi kesempatan pada lawan-lawan Bapak untuk menang?" Dengan bijak sang petani menjawab, "Jika para petani di sekitar saya menanam jagung yang buruk, maka benih dari
tanaman jagung yang mereka tanam akan terbang ke ladang saya dan bersatu dengan benih-benih jagung saya. Akibatnya, tanaman jagung saya kemungkinan tidak akan memiliki kualitas prima karena telah tercemar oleh benih-benih buruk tersebut."

Prinsip seperti itulah yang diterapkan oleh para pemimpin yang sukses. Mereka sadar bahwa sukses tidak bisa diraih sendirian. Sukses tidak habis untuk dinikmati sendirian. Sukses harus diraih dan dinikmati bersama. Jadi untuk sukses, para pemimpin ini sadar bahwa mereka juga harus membuat orang lain sukses, sehingga kesuksesan bersama akan terasa lebih manis dari pada kesuksesan sendiri.

Walt Disney, dalam memproduksi film-film klasik dan fenomenalnya, juga menerapkan prinsip berbagi sukses. Disney sadar bahwa karya yang bagus perlu ditunjang oleh tim yang bagus dan mitra yang bagus pula. Untuk itu, Disney tidak segan-segan merekrut ilustrator, animator, pengisi suara, penulis naskah, sutradara dan insan film lainnya yang memiliki kualitas prima di bidang masing-masing. Tidak heran jika film-film hasil karya mereka (misalnya: Beauty and the Beast, Snow White, Pocahontas, Lion King) selalu mengundang decak kagum dunia. Untuk memproduksi film spektakuler, para pemimpin di perusahaan Disney juga bersedia bermitra dengan Pixar, perusahaan animasi terbaik di bidangnya baik dari segi teknologi maupun aspek kreatif. Buah hasil kerja sama ini adalah film-film animasi yang tidak hanya sukses meraih untung, tapi juga meraih penghargaan, misalnya: Bug's Life, Toy Story, dan Finding Nemo.

Mimpi sukses
Jika kita mendayung bersama dalam satu perahu, semua pendayung perlu memiliki pemahaman yang sama akan tempat yang akan dituju, sehingga bisa mendayung dengan irama yang sama. Namun, jika jika ada kebingungan tentang tempat tujuan yang telah ditetapkan, maka para pendayung kemungkinan akan mendayung kearah yang berlawanan, sehingga walaupun sudah bekerja keras, perahu tidak akan melaju, bahkan mungkin akan berputar-putar di satu titik saja. Demikian pula dengan kesuksesan, untuk memimpin anak buah menuju ke tempat "sukses", sang pemimpin perlu punya "mimpi" sukses. Tanpa mimpi ini, sang pemimpin tidak akan punya gambaran tentang kriteria sukses yang akan diraihnya bersama para pengikutnya.

Sam "Walmart" Walton merupakan pemimpin di dunia bisnis yang punya mimpi sukses dan berhasil menularkan mimpi ini pada para pengikut mereka. Sam Walton bermimpi untuk menghadirkan sebuah "superstore" yang memberikan keramahan pelayanan, kenyamanan tempat, keamanan berbelanja, harga murah, dan variasi barang yang beragam dengan kualitas prima bagi para pelanggan. Agar mimpi bisa terwujud, Sam Walton senantiasa membagikan mimpinya pada para karyawan Walmart. Ia lalu berkeliling untuk bertemu muka dan berkomunikasi dengan para manajer toko, dan pegawai di berbagai outlet Walmart di seluruh Amerika Serikat. Usahanya ini membuahkan kesamaan visi, sehinga seluruh jajaran bisa bersinergi untuk meraih sukses yang telah dimimpikan bersama.

Peta sukses
Setelah mimpi sukses dimiliki, seorang pemimpin perlu memiliki "peta sukses." Dengan peta ini, sang pemimpin bisa memilih alternatif rute yang paling efektif untuk meraih sukses. Orang kebanyakan biasanya akan memilih jalan yang sudah dikenalnya, ataupun yang paling sering dilalui orang, karena takut dan enggan mengambil resiko mencari jalan baru. Seorang pemimpin, dengan modal peta yang dimiliki, justru bisa mengendalikan rasa takutnya untuk mencari, mencoba, atau bahkan membuka jalan baru menuju sukses. Pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan seorang pemimpin di bidang yang ditekuni merupakan peta yang ampuh dan akurat untuk membantu mencari rute terbaik meraih sukses.

Jeff "Amazon.com" Bezos, yang sudah banyak makan asam dan garam di dunia teknologi informasi berusaha mencari bahkan membuka jalan baru untuk menyediakan jasa penjualan buku yang dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja tanpa batasan tempat dan waktu. Jika orang kebanyakan memilih usaha "toko buku" untuk mewujudkan mimpi ini, maka Jeff Bezos, membuka jalan baru, on-line bookstore, untuk meraih mimpi suksesnya.

Rencana strategis untuk sukses
Setelah peta dipelajari dan dikuasai dengan baik, rute-rute alternatif ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah menyusur rencana strategis meraih sukses. Untuk sampai ketempat tujuan, perlu disusun rencana mengenai kendaraan apa yang akan digunakan, tempat-tempat pemberhentian mana yang akan disinggahi, siapa saja yang akan dihubungi untuk memperoleh dukungan dan fasilitas yang diperlukan, dan berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan semua ini. Semua ini perlu dirancang dengan akurat, namun fleksibel, dengan menyisakan kemungkinan untuk penyesuaian terhadap kondisi dan kejadian yang mungkin saja tidak 100% sesuai dengan yang telah diperkirakan sebelumnya.

Jack Welch adalah seorang pemimpin yang merancang sukses dengan menyusun rencana strategis jitu dengan melibatkan jajaran pimpinan perusahaan di tempat ia berkerja. Untuk meraih sukses, Welch mengajak anak buahnya untuk "melihat" kemasa depan: apa yang bisa
membuat mereka gagal dalam persaingan, strategi apa yang harus dilakukan agar hal ini tidak terjadi atau strategi apa yang harus diciptakan agar kondisinya bahkan terbalik: mereka menang dalam persaingan. Strategi ini dikenal dengan singkatan DYB (Destroy Your Business) dan GYB (Grow Your Business).

Tindakan sukses
Yang membedakan seorang pemimpin yang sukses dari yang gagal adalah keberanian untuk mengambil tindakan. Jika orang lain hanya berhenti pada mimpi sukses, ataupun menyusun rencana sukses, maka seorang pemimpin yang sukses berani mengambil keputusan untuk bertindak meraih sukses. Tentu saja tindakan ini tidak membabi buta, melainkan sudah dipikirkan sungguh-sungguh, dengan perencanaan yang rinci, dan persiapan yang matang.

Dalam mengambil tindakan sukses, Colin Powell, salah satu pemimpin perang Irak yang sebelumnya, menerapkan prinsip P= 40 � 70. Menurut Colin Powell, jika kesempatan sukses ada pada rentang probabilita 40% sampai 70%, dengan informasi, ketrampilan, dan kemampuan yang berhasil dibangun, maka jangan ragu lagi untuk mengambil keputusan. Jika kita menunda untuk bertindak, ada kemungkinan ide dan rencana yang sudah disusun akan menjadi sia-sia, karena orang lain sudah mendahului kita untuk meraih sukses yang kita impikan. Ingin menjadi pemimpin yang sukses? Pelajari dan milikilah watak seorang pemimpin yang sukes. Ingin mencari pemimpin yang bisa membawa kita ke tujuan sukses? Carilah orang yang menunjukan kualitas seorang pimpimpin.

[sumber: Roy Sembel]