Saturday, April 22

Bagaimana Caranya Kita Bahagia?

kemarin ceritanya ada pertemuan 3 orang bersahabat..
mereka saling berpelukan, bertanya apa khabar..?

si Sunyi berkata... hidupku sunyi.. aku selalu bersama
teman, nah temanku ini orang yang sukses, dia suka
sekali menerima tantangan, dia punya teman-teman
wanita yang cantik sekali.... namun aku yang selalu di
sampingnya,ngga pernah diberi makan, aku ngga pernah
diajaknya bicara, dia selalu menganggapku ngga ada.
Hidupku sunyi..

Sepi berkata... aku juga begitu, aku punya sahabat
dekat, aku selalu bersamanya... kita sering pergi ke
tempat-tempat disko, pub, tahu ngga di atas setiap
hotel itu banyak tempat-tempat berkumpul, biasanya
Rabu malam atau Jumat malam, di hotel Mulia ada..
hotel depannya Komdak juga ada, tapi aku selalu
kesepian, karena aku ini ngga pernah dianggap ada.
sahabatku itu selalu ingin menonjolkan dirinya, aku
ini dianggap ngga pernah exist. aku kesepian..

Sendiri berkata.. aku merasa hidupku ini hanya
menyendiri,.. sahabatku itu memang punya banyak teman,
tapi teman2nya itu carmuk semua (cari muka).. biasanya
supplier, bahkan teman kantor juga begitu.. mereka
biasanya manis-manis, tapi aku sendiri ngga pernah
diajak bicara, ngga pernah disapa, aku selalu
diabaikan,,, hidupku menyendiri..

Mengapa hidupku penuh dengan beban? mengapa dunia
tidak mau mengerti aku? mengapa orang yang aku cintai
pergi meninggalkan aku?

mengapa hidup selalu menyebalkan? mengapa aku
membenci hari senin?

mengapa hidup itu suck!

mengapa hidup itu penuh kemunaikan?

mengapa.. mengapa... mengapa aku tidak pernah merasa
berharga? bahwa hidup itu berharga? mengapa semua
orang tidak berkata jujur?

mengapa aku harus menutup-nutupi terlalu banyak hal?

mengapa kekayaan ku terasa kurang?

mengapa aku selalu menginginkan mobil yang lebih
bagus?

mengapa aku tidak bahagia?

karena hati nurani kita masing-masing kesepian...
sunyi sepi sendiri, tidak pernah kita ajak bicara,
tidak pernah diberi hak bicara, tidak pernah dianggap,
tidak pernah diajak berunding.. dianggap tidak ada.

yang ada adalah Aku.

[sumber: Goenardjoadi Goenawan]